Rabu, 30 Maret 2011

Yesus di atas segalanya

Adalah benar bahwa Yesus di atas segalanya. Bagi kita yang sudah benar-benar bertobat dan menyerahkan diri dan hati kita sepenuhnya kepadaNya. Jadikan Tuhan Yesus sebagai pondasi dari kekuatan kita, iman kita, maka kita akan kuat di tengah badai persoalan, baik di dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, pekerjaan, maupun di kehidupan gereja. Kenapa saya mengikutsertakan gereja? Pada saat kita mula-mula bertobat, apa yang kita lihat di gereja benar-benar kelihatan amat indah, amat suci, mulia, tanpa cela sedikitpun, baik orang-orang yang melayani di dalam gereja itu. Kita pasti akan mengidolakan sosok yang ada di dalam gereja itu, kita akan melihat pribadi-pribadi yang begitu baik tanpa cela terutama yang bertugas melayani sebagai hamba Tuhan yang bertugas berkotbah di depan mimbar atau tang kita panggil sebagai pendeta. Kita ingin hidup benar dan ingin dipakai seperti hamba Tuhan itu. Pertobatan pertama disebut kasih mula-mula kita kepada Yesus Kristus. Kasih mula-mula itu begitu indah, kita menyembah, memuji, dengan api yang menyala nyala. Tapi bisakah kita mempertahankan api yang menyala nyala itu dalam kurun waktu bertahun-tahun? Bisakah? Atau selama bertahun-tahun apa yang kita rasakan sebagai kasih mula-mula telah berubah hambar, atau segala puji dan peneyembahan hanya akan berupa kata-kata kosong karena kekecewaan kepada Tuhan karena orang-orang yang sudah dipercayakanNya tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan.
Point penting yang harus kita catat di dalam hati kita adalah sosok yang sempurna hanyalah Tuhan Yesus Kristus itu sendiri. Ingatlah bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Manusia memiliki batasan-batasan. Inilah yang kurun terjadi di dalam kehidupan gereja maupun kehidupan pribadi, dan keluarga. Dama kehidupan keluarga, sebagai contoh kita mengidolakan Ayah kita. Tapi ketika kita kecewa, kita bisa meninggalkan keluarga dan meninggalkan kasih semula kita kepada ayah kita. Sama halnya seperti di dalam suatu gereja. Ketika kita melihat pelayan Tuhan ataupun hamba Tuhan yang jatuh ke dalam dosa, kita malah cenderung kecewa, menghakimi orang tersebut. Atau yang lebih parah kita akan meninggalkan gereja karena kita menganggap semua orang di dalam gereja adalah munafik, sama dengan orang dunia. Kita mulai jarang ke gereja atau pindah ke gereja yang lain, mencari gereja yang lebih baik, dan ketika kita melihat lagi keburukan-keburukan di dalamnya kita cenderung kecewa dengan gereja-gereja, pelayan-pelayan, hamba-hamba Tuhan, dan yang paling parah kita benar-benar akan kecewa kepada Tuhan dan meninggalkan kasih mula-mula kita kepadaNya. Hal ini jangan terjadi di kehidupan kita.
Jadi, apa yang harus kita lakukan agar kita bisa bertahan di tengah badai ini?, Apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan kasih mula-mula kita terhadap gereja, terhadap Kristus sebagai kepala gereja itu?
Pertama : Jadikanlah Yesus sebagai segalanya di dalam kehidupan kita, milikilah hubungan pribadi denganNya agar Ia bisa menuntun kita ke jalanNya. Bagaimana agar bisa memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan? Biasakanlah bila pada saat kita memiliki masalah, curhat kepada Tuhan, ceritakan persoalan-persoalan yang kita hadapi kepadaNya di dalam doa, dan mintalah jalan keluar dariNya. Lakukan terus menerus maka kita akan memiliki hubungan pribadi, lakukan penyembahan, piji-pujian, baca firman.dan jangan duniawi.
Kedua : Ingat!!! Tidak ada yang sempurna di dunia ini, baik pelayan Tuhan, hamba Tuhan maupun gereja. Bagaimana supaya kita bisa bertahan? Semakin kita terjun di dalam sebuah gereja, semakin kita melihat hal-hal yang tidak kita inginkan di dalam gereja tersebut. Bila kita bisa melihat bahwa segala sesuatu tidaklah bisa sempurna seperti Tuhan, kita bisa menerima kesalahan orang lain, bisa memaafkan orang lain. Bagi manusia memaafkan adalah tindakan yang paling sulit dilakukan terutama yang didasarkan dari dalam hati. Kita cenderung menghakimi bila melihat kesalahan orang lain, tapi bila kita bisa melihat diri kita juga tidak sempurna dan melihat orang lain seperti kita yang tidak sempurna maka kita bisa belajar memaafkan dan menerima orang lain apa adanya. Kita bisa bergaul dan berteman dengan siapapun bila kita bisa menerima kelemahan dan kelebihan orang lain.
Inilah yang harus kita lakukan di dalam gereja. Ketka mula-mula kita sudah bertobat di dalam sebuah gereja. Kasihilah gereja tersebut, bagaimana cara mengasihi gereja kita? Setialah selalu di dalam gereja di mana mula-mula kita dipanggil untuk bertobat. Kita bisa bertobat di dalam gereja juga karena rencana Tuhan yang telah menempatkan kita di dalamnya. Tuhan senang melihat orang yang setia dan bisa bertahan di dalam suatu gereja. Mulailah untuk bisa mendengar suara Tuhan agar kita tahu apa yang Ia ingin kita lakukan untukNya. Tapi bila kita melihat kelemahan-kelemahan kita maupun orang lain, apa yang harus kita lakukan? Diam saja? Cobalah untuk berubah, bila kita tahu kalau kelemahan yang kita miliki tidak baik, maka perbaiki kelemahan itu. Jangan jadikan batu sandungan buat orang lain. Ini yang harus dilakukan oleh hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan memiliki pengarih besar di dalam kehidupan kerohanian jemaat. Ibarat ia sebagai seorang contoh bagi jemaat karena kata-kata yang disampaikan di atas mimbar. Jagalah langkah-langkah kita bila sudah dipercayakan Tuhan dalam pelayanan di dalam gereja. Jangan jadi batu sandungan bagi jemaat. Karena pasti akan ada kekecewaan yang mendalam di dalam jemaat bila melihat hamba Tuhan melakukan hal yang tidak sepantasnya Ia lakukan sebagai hamba Tuhan. Bila jemaat kecewa, terutama bagi yang baru bertobat, mereka akan kembali lagi ke asal sebelum pertobatan. Dosa hamba Tuhan itu akan besar bila terjadi hal seperti ini. Ingat, berjaga-jagalah karena waktunya hampir dekat. Manusia sudah semakin banyak yang bertobat. Iblis juga bekerja keras untuk menyesatkan banyak orang melalui sisi-sisi lemah manusia. Hamba Tuhan juga manusia dan Iblis memakai kelemahan yang ia miliki untuk membuat para hamba Tuhan jatuh dalam dosa.
Bagi jemaat, bila melihat hal seperti ini jangalah kecewa dan cenderung menghakimi dan meninggalkan gereja. Ingat, tidak ada yang sempurna selain Tuhan itu sendiri. Jadi apa yang harus jemaat lakukan? Berdoalah buat pemulihan gereja, buat hamba Tuhan yang sudah jatuh itu agar Ia bisa kembali ke jalan Tuhan. Kita sebagai jemaat milikilah kasih terhadap gereja kita sendiri. Kasih penting kita miliki baik kita sebagai jemaat, pelayan gereja, hamba Tuhan. Kasih memiliki kekuatan yang sangat besar. Bila kita sangat mengasihi gereja kita, berdoalah, maka doa kita memiliki kuasa yang besar yang bergerak untuk memulihkan gereja kita.
Sekian yang saya sampaikan kali ini. Harapan saya semua gereja di dunia khususnya di Indonesia bisa bersatu di dalam kasih Tuhan sehingga mereka bisa membawa banyak jiwa lagi yang murni, yang bisa menjadi terang dan garam di dalam kehidupan mereka. Terima kasih Yesus yang sudah membimbing hamba dalam menulis tulisan-tulisan ini. Halleluya.....Amen....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar